Teori of Religion
Oleh: Wandi
Oleh: Wandi
Memang di akui belajar sosiologi agama dikalangan akademisi jauh
berbeda dengan orang-orang masyarakat luas (tidak mengenyam pendidikan tinggi).
Kalangan akademisi diharapkan lebih peka terhadap perubahan-perubahan sosial
masyarakat luas, apalagi sosial masyarakat sangat erat kaitannya dengan
kehidupan beragama. Keduanya seperti dua mata koin yang saling berdampingan.
Jauh sebelum Robert Wuthnow, mengemukakan gagasannya tentang
sosiologi agama banyak tokoh-tokoh seperti Sigmund Frued menemukan gagasannya
tentang agama. Ia mengatakan bahwa Agama itu hanya ilusi meskipun ia melihat
agama melalui analisa individu. Artinya gagasannya masih terlalu sempit pada
individu-individu tertentu. Durkheim juga menyatakan gagasannya. Ia menganggap
bahwa agama itu hanya untuk menjaga identitas kelompok melalui analisa
sosialnya. Cliford Geerts juga menyatakan bahwa Agama itu terbentuk melalui
sistem budaya (sehingga membentuk karakter masyarakat). Belum lagi tokoh
kontroversi Karl Marx yang menganalisa agama melalui ekonomi dan politik
sebagai alur pendekatan fungsional.
Namun semua tokoh yang telah disebutkan diatas memulai tesisnya
pada masyarakat tertentu, (tidak mencakup masyarakat laus). Dan juga kajiannya
juga sudah termasuk lama, mereka meneliti susuai dengan konsep perkembangan
sosial pada masa itu. Mereka fokus menekankan bahwa dampak modernisasi
mempengaruhi industri, ilmu pengetahun dan teknologi sehingga menggeser peran
agama. Tapi pada abad-abad sekarang sepertinya teori itu tidak lagi terlalu
berfungsi, justru seiring perkembangan zaman, pertumbuhan industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi berpengaruh pada masyarakat luas dan agama juga memainkan perannya terhadap
perkembangan masyarakat secara luas.
Isu mengenai bertentanganya antara ilmu studi agama dan disiplin
sosiologi sebenarnya dapat didamaikan dengan memperbaiki metode dan persepektif
normatif. Robert Wuthnow mengatakan tentang pentingnya “community of discourse”
dalam tiga perubahan penting di eropa: Reformasi Protestan, Pencerahan, dan
Revolusi Sosialis. Memang pada saat itu agama memang kurang memainkan perannya
tetapi tidak untuk pada saat abad sekarang ini. Bahkan pada saat itu August Comte
berpendapat bahwa agama secara perlahan akan di gantikan oleh filsafat, dan
filsafat digantikan oleh laju perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sosiologi.
Karl Marx juga menemukan tesis bahwa agama adalah sistem yang menindas. Jadi
wajar untuk saat itu muncul gagasan bahwa berfikir tentang sosiologi agama itu
adalah bodoh.
Tetapi gagasan itu semua terpatahkan untuk sekarang, seiring
perkembangannya agama juga terus memaikan perannya terhadap perkembangan
masyarakat secara luas. Mungkin pada saat ini yang menganggap berfikir studi
agama adalah bodoh mereka mendapati kesalahanfahaman dalam teori,
kesalahanfahaman tentang metode, dan kesalahfahaman dalam normatif. Wallahu’alambishowab.
0 Komentar