Tahun 2020 adalah tahun yang sangat sulit bagi kita
semua. Tidak hanya Indonesia yang mengalami hal ini, namun seluruh dunia juga
mengalami hal yang sama. Hal ini berawal
dari Virus Corona yang menyerang China kemudian menyebar ke beberapa negara
lain sehingga memberikan dampak yang sangat besar bagi dunia dalam segala aspek
terutama ekonomi dan kesehatan.
Awalnya Indonesia tidak terkena virus tersebut, namun
ternyata pasien Corona di Indonesia meningkat sangat pesat hanya dalam beberapa
hari sehingga pemerintah bertindak cepat untuk mengatasi hal tersebut dengan
memberlakukan PSBB.
Indonesia saat ini menduduki peringkat 21 dunia dengan
jumlah kasus sebanyak 452.291 kasus dan kematian sebanyak 14.933 jiwa. Sejak pertengahan tahun 2020, Indonesia dilanda
virus COVID-19. “Data Lama Sebelum Terus Melonjak”.
Hal ini menyebabkan pemerintah membatasi semua kegiatan
yang sedang berlangsung dengan menginformasikan kepada masyarakat untuk
menerapkan Work From Home. Sejak saat
itu, industri menjadi lesu bahkan harus mengurangi jumlah pekerja dan harga
barang naik.
Akibat COVID-19,
Indonesia sendiri telah memberikan dampak negatif yang cukup parah, yaitu
semakin banyaknya pengangguran, kebangkrutan usaha, kurangnya pendapatan, dan
kurangnya lapangan pekerjaan.
Sejak saat itu, bisa dikatakan pekerja mengalami
kesulitan ekonomi sehingga harus mencari pekerjaan lain, seperti menjadi tukang
ojek online, bisnis online, katering dan lain-lain. Padahal, banyak kasus perceraian yang terjadi
karena para pekerja diberhentikan. Ada
juga yang tidak diberhentikan (PHK) tetapi tidak menerima upah penuh.
Sehingga mereka juga harus mencari pekerjaan lain untuk
mendapatkan upah yang lebih banyak dan tidak aneh jika banyak wanita (istri)
bekerja untuk membantu suaminya. Tak
jarang juga digusur dari rumahnya karena tidak mampu membayar sewa.
Masih ada beberapa perusahaan yang masih beroperasi dan
tidak mematuhi peraturan yang telah diberikan oleh pemerintah. Dengan memiliki ratusan hingga ribuan
karyawan, mereka tetap bekerja dan tidak memakai APD (alat pelindung diri)
sehingga menjadi sangat rentan tertular virus corona, apalagi jika mereka
bekerja di ruangan yang penuh dengan banyak orang.
Hal ini berdampak sangat berbahaya bagi kesehatan para
pekerjanya karena kemungkinan tertular virus sangat tinggi. Beberapa perusahaan
memanfaatkan situasi ini untuk memberhentikan pekerjanya padahal jika kita
cermati lebih dalam, perusahaan-perusahaan tersebut tidak terlalu terpengaruh
namun hanya memanfaatkan situasi corona ini untuk memberhentikan pekerjanya
tanpa memenuhi hak-hak pekerjanya.
Beberapa pekerja mengaku kesulitan membiayai kehidupan
sehari-hari karena minimnya pendapatan.
Apalagi ada sebagian dari mereka yang memiliki bayi dan kebutuhannya
sulit dipenuhi.
Bahkan ada yang tidak mampu membayar uang sekolah
anaknya. Beberapa pasangan suami istri
yang bekerja juga mengaku kesulitan mengawasi anaknya yang bersekolah online
dari rumah karena aktif di luar rumah dari pagi hingga malam sehingga tidak
bisa memperhatikan kondisi anaknya sendiri.
Para pekerja yang di-PHK mengaku stres karena tidak mendapat
penghasilan.
Untuk mengisi kekosongan hari, para pekerja dan
pengangguran melakukan kegiatan yang berhubungan dengan hobi mereka dan
menghasilkan uang dari sana seperti melakukan peternakan dan kemudian memperdagangkan
hewan-hewan ini dan melakukan bisnis online lainnya.
Sejak pandemi ini terjadi, jumlah pelaku bisnis online
semakin meningkat dan tidak sedikit juga yang membeli barang melalui toko
online. Bahkan, hampir semua orang
menghabiskan uangnya untuk membeli barang yang dijual di toko online tanpa
memperhatikan kegunaannya. Mereka
membeli barang-barang ini untuk alasan "lucu".
Jadi, jangan heran jika para pengangguran beralih ke
bisnis online karena permintaannya cukup tinggi. Jadi mereka mendapatkan penghasilan tambahan
melalui toko online mereka. Dengan
bisnis online mereka, mereka dapat mengasah kemampuan mereka untuk berinovasi
dalam produk yang mereka jual.
Di tengah wabah COVID-19 ini, pemerintah tidak tinggal
diam. Pemerintah tentu berusaha membantu
masyarakat Indonesia mengatasi masalah keuangannya. Pemerintah memberikan bantuan kepada
masyarakat berupa sembako dan bantuan keuangan yang diberikan kepada
masyarakat.
Total bantuan sembako yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat sebanyak 4,2 juta jiwa untuk wilayah Jabodetabek. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa
listrik gratis kepada masyarakat yang berlaku selama 3 bulan namun akhirnya
diperpanjang hingga akhir tahun. Ada
juga bantuan berupa kartu prakerja, kartu ini diberikan oleh pemerintah untuk
membantu para pekerja yang telah di PHK dan menganggur.
Pemerintah akan menyediakan dana sebesar 3,5 juta bagi
peserta yang lolos seleksi sebagai penerima kartu prakerja 2020. Baru-baru ini, pemerintah juga telah
memberikan bantuan berupa subsidi gaji pegawai yang akan diterima bagi pekerja
yang terdaftar di BPJS dengan gaji di bawah 5 juta dan akan mendapatkan bantuan
senilai 600 ribu selama 4 bulan.
Dengan bantuan yang diberikan pemerintah, diharapkan
dapat meringankan beban masyarakat selama masa COVID-19. Hingga saat ini, pemerintah masih berusaha
menstabilkan kondisi perekonomian di Indonesia.
Sebagai generasi milenial, kita harus bisa membantu
meningkatkan perekonomian di Indonesia dengan meningkatkan kualitas diri kita
masing-masing, dengan meningkatkan atau mengasah kemampuan dan keterampilan
yang kita miliki. Kami juga dapat
berinvestasi di beberapa perusahaan besar.
Hal ini dapat menguntungkan diri kita sendiri sehingga
kita dapat meningkatkan pendapatan yang kita miliki. Investasi yang kita lakukan tidak harus dalam
jumlah besar, tetapi kita bisa memulainya dengan jumlah yang relatif kecil,
tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan yang ingin kita
investasikan.
Kalau tidak mau berinvestasi, setidaknya kita harus bisa menyimpan atau menyisihkan uang
jajan kita. Sehingga kita memiliki
tabungan yang bisa digunakan jika ada kebutuhan yang mendesak.
Kita juga bisa membeli emas atau logam mulia dari berat
terkecil (0,25 gram). Dikabarkan juga
sudah ada vaksin corona yang bisa digunakan pada November 2020, sehingga
diharapkan setelah vaksin, semuanya bisa berjalan seperti semula dengan baik
dan lancar.
Pemerintah menginformasikan kepada masyarakat bahwa
sekolah dan semua kegiatan sudah bisa berjalan normal kembali mulai awal tahun
2021. Bahkan, di beberapa kawasan yang memiliki zona hijau, beberapa sekolah
sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka dan beberapa bioskop sudah mulai
dibuka.
Mall-mall juga buka seperti biasa lagi, namun ada
beberapa mall yang jadwal tutupnya lebih awal dari biasanya. Para pekerja di mal juga sangat ketat dalam
mematuhi protokol kesehatan. Namun,
alangkah baiknya jika kita berdiam diri di rumah jika tidak ada hal yang
mendesak. Tetap patuhi protokol
kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah agar kita semua terhindar dari
COVID-19.”Catatan 2020, Sumber: Kompasiana.com”
0 Komentar