Banyaknya lulusan
perguruan tinggi saat ini tidak lagi menjadi tanda status seseorang, berbeda
dengan masa lalu dimana mayoritas orang yang mampu melanjutkan ke perguruan
tinggi adalah orang kaya.
Saat ini perguruan
tinggi sudah menjadi sebuah lembaga yang dirasa wajib bagi setiap orang yang
telah lulus SLTA, jumlah lulusan SMA di seluruh Indonesia setiap tahunnya
hampir 70% melanjutkan ke perguruan tinggi, jumlah ini semakin meningkat
seiring dengan bermunculannya perguruan tinggi baru dengan berbagai jurusan
yang bisa dipilih.
Orang tua
menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi dengan harapan masa depan yang cerah
ketika mereka kuliah, dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan dengan ijazah
perguruan tinggi bahkan berharap untuk mengubah nasib mereka.
Banyak orang tua yang
rela menjual hartanya hanya untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat
perguruan tinggi, namun terkadang pengorbanan besar ini tidak menghasilkan sesuai
yang diharapkan, sulitnya mencari pekerjaan yang yang sesuai dengan gelar
akademik menjadi penghambat terciptanya cita-cita seorang sarjana idaman
harapan orang tua.
Hari-hari ini banyak
sekali sarjana yang bekerja tetapi tidak sesuai dengan gelar akademik yang
dimilikinya, hal ini masih untung dan patut di syukuri karena banyak juga yang
tidak bekerja sama sekali.
Siapa yang harus
disalahkan atas situasi ini? Apakah
salah pemerintah karena tidak menyediakan lapangan kerja? Atau salah kita yang
ketika kuliah ingin ingin sekali kerja sesuai dengan jurusan yang kita tekuni?
Menyikapi hal
tersebut, yang dapat dipersalahkan adalah pemikiran ambisius kita bahwa kita
ingin bekerja sesuai dengan gelar akademik kita, jadi kita tidak ingin bekerja
yang tidak sesuai dengan gelar akademik kita, maka niat kita ketika ingin
kuliah adalah yaitu ingin bekerja dengan mudah dan ingin cepat mendapatkan
pekerjaan dll.
Dengan niat mencari
ilmu di awal kita masuk kuliah, maka saat kita lulus nanti tidak ada pantangan
untuk bekerja dimanapun dan apapun asalkan karya tersebut menghasilkan dan
tidak merugikan orang lain, banyak sarjana yang menganggur dan mengatakan malu
untuk berjualan bakso dll karena kita
lulusan sarjana, jika saya bukan lulusan saya akan berdagang cilok dll. Kenapa
malu? Banyak sekali orang-orang sukses memulai
bisnis dari jualan cilok atau bakso mereka ada yang tidak tamat SD, bahkan yang tidak
sekolah.
Sarjana seharusnya
malu karena kalah sukses dengan orang yang hanya tamatan SD, bukan sebaliknya,
malu berjualan. Jadikan motivasi bahwa orang yang bukan sarjana juga bisa
sukses berjualan, buktikan kalau kita lulusan perguruan tinggi bisa lebih
sukses dari tersebut. Demikian semoga bermanfaat dan menjadi motivasi dan
inspirasi. "Sumber: Kompasiana.com"
0 Komentar