Matahari sebenarnya adalah bola gas raksasa yang terdiri dari zat yang disebut hidrogen. Kumpulan gas hidrogen terikat dalam tarikan yang dikenal sebagai tarikan gravitasi. Tarikan gravitasi akan menyebabkan kumpulan gas 'jatuh' ke satu arah pusat gravitasi.
Arah jatuh yang sama dari segala arah menyebabkan
Matahari membentuk bola. Bersamaan
dengan semakin kuatnya tarikan gravitasi menuju pusat gravitasi, di daerah
pusat terjadi peningkatan suhu dan tekanan.
Begitu kuatnya tekanan dan temperatur searah dengan pusat
gravitasi, sehingga terjadi reaksi yang disebut reaksi fusi.
Reaksi fusi menyebabkan hidrogen bersatu, berubah menjadi
zat yang disebut helium. Proses reaksi
fusi memberikan energi lebih dari yang dibutuhkan, sehingga lebih banyak energi
yang dihasilkan dari reaksi fusi.
Reaksi fusi yang terjadi di dalam Matahari hanya pada
daerah sekitar 1/5 jari-jari Matahari, namun suhunya bisa mencapai 15 juta
derajat Celcius. Meski hanya 1/5
jari-jari Matahari, proses fusi menjadi bahan bakar utama Matahari.
Lalu, jika reaksi fusi menyebabkan semua energi terpancar
keluar, mengapa Matahari masih bisa bertahan sebagai bola? Matahari dapat bertahan sebagai bola, karena
ada kecocokan antara tekanan gravitasi (yang cenderung menarik ke dalam) versus
tekanan radiasi (yang cenderung memancar ke luar).
Sebagai hasil dari pertandingan ini, Matahari kita
dianggap sebagai bola yang terlihat tetap.
Ketika proses pencocokan terjadi, transpor energi berubah, dan ada satu
wilayah di mana energi dipancarkan sebagai radiasi dan reaksi fusi tidak
dominan.
Semakin jauh dari inti, semakin tidak dominan proses
reaksi fusi. Setelah melalui transpor
energi melalui radiasi, kemudian energi diangkut secara konveksi, sampai pada
suatu daerah ketika proses konveksi berakhir, energi tersebut dilepaskan
kembali sebagai radiasi pada panjang gelombang tampak, pada suhu sekitar 6000
derajat Celcius.
Wilayah itu disebut atmosfer Matahari, dan kita dapat
melihat Matahari sebagai bola gas pada panjang gelombang tampak.
Emanuel Sungging Mumpuni Via anakbertanya.com
0 Komentar